Friday, January 20, 2012

Jam Pasir



Sedikit demi sedikit butiran itu mulai jatuh mengosongi jam pasir.
Tinggal sebentar lagi.
Tinggal sedikit lagi.
Mungkin lebih baik aku pecahkan jam pasir ini dan mengutuki setiap butir yang bergulir.
Mungkin lebih baik aku tinggalkan saja dan persetan dengan semuanya.
Tapi tidak mungkin.
Aku tidak bisa.

Itu bukan aku.
Ini terlalu berharga untuk ditinggalkan.
Terlalu penting untuk dihempaskan.
Aku lebih memilih jadi orang bodoh naif yang berjuang sampai akhir dan kalah,
daripada menjadi pengecut.

Aku masih punya kesempatan.
Masih ada kemungkinan.
Mungkin keajaiban masih ada.
Mungkin Tuhan masih punya belas kasihan atas mimpi.
Mungkin Tuhan masih mau mendengarkan.
Mungkin Tuhan masih mau mengabulkan.
Mungkin Tuhan memang tidak peduli.
Mungkin Tuhan diam membisu.
Mungkin Tuhan memalingkan wajah.
Entahlah…
Yang pasti saat ini yang bisa aku lakukan adalah berharap.
Yang bisa kulakukan adalah mengiba.
Yang bisa aku lakukan adalah menikmati butiran-butiran yang masih tersisa.
Tinggal sangat sedikit.
Tapi setidaknya itu yang masih aku punya saat ini.
Jangan ambil butir-butiran yang tersisa ini.
Hanya tinggal itu yang aku punya.
Sangat sedikit.
Yang bisa aku lakukan adalah menghidupi sepenuhnya butir-butiran yang masih ada.
Mencintai sebanyak mungkin.
Menangis sesakit mungkin.
Mengusahakan celah terkecil yang ada sekalipun.
Memperjuangkan untuk tetap hidup.

Jangan pergi...
Aku belum mati..........


Jangan ambil butiran yang tersisa....
Aku bisa mati.......

No comments:

Post a Comment